"KYAI AGENG MAKUKUHAN (SUNAN KEDU)"
Menguak Misteri Makam & Dakwah Ki Ageng Makukuhan, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga Tembakau & Kopi dsb..di Lereng Sumbing.
=======================================
Oleh: EM Makmun ER
Sebelum anda membaca Kisah2 dibawah ini, terlebih dulu saya Tegaskan Bahwa Kisah ini dirangkai dari beberapa macam Versi Cerita turun temurun, Alakadarnya Penelitian & Perjalanan Spiritual Penulis, untuk memenuhi permintaan Sebagian Ikhwan kepada Penulis untuk menulis tentang Misteri Makam Kyai Ageng Makukuhan di Gunung Sumbing atau di Kedu.
Sekali lagi apa yg saya sampaikan bisa saja Salah, karena untuk Kebenaran Haqiqi hanya milik Alloh semata.
بسم الله الرحمن الرحيم
اناانزلناه في ليلة القدر
وماادرىك ماليلةالقدر
ليلة القدر خير من الف شهر
تنزل الملائكة والروح فيها بإذن ربهم من كل امر
سلام هي حتى مطلع الفجر
A. Kisah Ki Ageng Makukuhan (Ki Ageng Kedu) & Sunan Kudus.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Pada masa Perkembangan Islam oleh Wali Songo, tersebutlah seorang Resi yang Sangat Sakti Mandraguna yg tinggal di Daerah Temanggung, tepatnya di Daerah Kedu bernama Ki Ageng Makukuhan (atau Ki Ageng Kedu karena tinggal di Daerah Kedu).
Ki Ageng Makukuhan merupakan satu Tokoh yg sangat disegani & ditakuti didaerah tersebut karena Kesaktiannya. Hingga Beliau mempunyai Banyak Pengikut Aliran Kebatinannya. Salah satu Hobi Masyarakat yg ada pada saat itu SABUNG AYAM & NYERET (Menghisap Candu/Opium). Dan memang pada zaman itu, kebiasaan2 tersebut belum dinilai menjadi sesuatu yg buruk dalam tatanan Masyarakat.
Tak luput pula Beliau, bahkan beliau menjadi Tokoh yg amat disegani karena mempunyai Ayam yg tidak pernah kalah dalam Bertarung.
Karena dengan Kesaktiannya Beliau mampu Menggembleng (mengisi Kekuatan Gaib) Ayam Jagonya dengan POKOL (Pangkal/Pokok Pohon yg Terkeras), sehingga Ayam2 yg bertarung dengan Ayam Jagonya tersebut akan Mati dengan Mengenaskan seperti dihajar/Dipukuli dengan Kayu.
Hingga suatu saat Kabar tersebut terdengar sampai ke Sunan Kudus. Sehingga tergeraklah Sunan Kudus untuk Mendakwahi Ki Ageng Makukuhan. Maka Sunan Kudus dgn Memohon Petunjuk dari Alloh, Beliau menyusun Strategi supaya Ki Ageng Makukuhan bisa hadir sendiri ke Kudus. Karena untuk meninggalkan Kudus, jelas tidak Mungkin karena Tugas2 Sunan dari Kerajaan Demak & Tugas Melayani Umat di Kudus.
Akhirnya Strategi pun disusun, Sunan Kudus menggembleng Seekor Ayam Jantan Kecil. Karena Ayam Jantan milik Ki Ageng Makukuhan digembleng dgn Pokol, maka Ayam Sunan Kudus digembleng dgn PETHEL (Kapak Kecil alat pemotong Kayu).
Pada hari yg ditentukan Berangkatlah Utusan Sunan Kudus ke Kedu untuk berpura2 jadi Penyabung Ayam untuk menantang Sabung Ayam dengan Ayam Ki Ageng Makukuhan.
Singkat Cerita akhirnya Pertarungan Ayam pun terjadi dan Sudah dipastikan Ayam Sunan Kudus lah yg menang, Sedang Ayam Ki Ageng Makukuhan berakhir dgn Tragis mati dengan Luka Parah.
Maka Terkejut & Marahlah Ki Ageng Makukuhan terhadap Kekalahan Ayam kesayangannya oleh Orang2 Asing.
Dengan menyembunyikan kemarahannya, Beliau bertanya pada tamu2nya:
"Sebenarnya siapakah Kisanak2 ini, dan sebenarnya keperluan apakah yg Kisanak bawa hingga menantang Ayam saya..??"
Para utusan menjawab:
"Kami sebenarnya Utusan Sunan Kudus, beliau berpesan jika Ayam Sunan Kudus menang, maka Ki Ageng harus ke Kudus, Jika Ayam Ki Ageng yg menang, Maka Sunan Kudus yg akan datang ke sini."
Ki Ageng:
"Siapakah Sunan Kudus itu dan ada perlu apa dia mengharap kehadiranku? ".
Para Utusan menjawab:
"Beliau adalah salah satu dari Wali Kerajaan Demak Bintoro diantara 9 Wali Lainnya.. Untuk pertanyaan yg kedua, kami tidak tahu".
Ki Ageng Makukuhan:
"Baiklah kalau demikian, aku turuti Undangannya".
Singkat Cerita, begitu para Utusan berangkat Pulang, maka Ki Ageng Makukuhan juga berangkat ke Kudus lewat Jalur Udara. Dengan Kesaktiannya Beliau Terbang mengendarai TAMPAH (Nampan yg dari Anyaman Bambu). Begitu sampai di Kudus, Beliau Terbang berputar2 disekitar Masjid & Kediaman Sunan Kudus sambil memperlihatkan Kesaktiannya. Akhirnya oleh Sunan Kudus Tampah tersebut di Awe2 (dilambaikan tangan untuk mendekat/turun). Maka tiba2 Tampah tersebut menjadi Hilang Kendali dan Tiba2 melesat jatuh ditanah yg basah & lembek, sampai Blekuk (konon diKudus ada Desa yg Namanya Blethukan tempat dulu Ki Ageng Kedu Jatuh).
Singkat Cerita kemudian Ki Ageng Makukuhan bertemu dgn Sunan Kudus dan Sunan Kudus menyampaikan Maksud Sebenarnya yaitu mengajak Ki Ageng Makukuhan Masuk Islam. Akhirnya dihadapan Sunan Kudus, Ki Ageng Makukuhan pun masuk Islam.
B. Kisah Ki Ageng Makukuhan, Tembakau, Kopi dsb.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Sebenarnya kisah2 dari beberapa Versi dibawah ini mungkin kalau dicocokkan dgn WIKIPEDIA Kurang Cocok (karena Selisih Tahun Keberadaan Wsli Songo vs Masuknya Tembakau di Nusantara). Tapi untuk melengkapi Kisah ini, tetap saya sampaikan, Sebab Kisah2 ini Intinya hampir Sama, Biarlah Pembaca sendiri yg menilainya.
Kisah 1.
Konon Ki Ageng Makukuhan termasuk Perokok "Tingwe" (Nglinting Dewe) karena memang zaman tersebut belum ada Pabrik Rokok seperti sekarang. Maka pada waktu2 Selanjutnya, disela2 Dakwah Beliau di daerah Kedu dan sekitarnya, Beliau sering berkunjung ke Kudus, untuk bermusyawarah perkembangan Dakwah (atau bahasa sekarang Sharing2) dgn Sunan Kudus. Dan tak Lupa, beliau juga selalu membawa Bekal untuk Udud (Merokok).
Walau Sunan Kudus bukan seorang Perokok, namun Beliau membiarkan Ki Ageng untuk Merokok. Bahkan Sesekali waktu Sunan Kudus mencoba Meracikkan /membuatkan Rokok yg dibawa Ki Ageng. Dan Anehnya ketika dihisap, Ternyata Rokok tersebut rasanya Lebih Enak dari pada Buatannya sendiri.
Maka dari Kisah inilah Konon tumbuh kepercayaan, bahwa Tembakau Kedu (Sumbing) kalau diracik & dibuat di Kudus maka Rasanya akan Lebih Enak & Nikmat. Maka di Kudus berdirilah beberapa Pabrik Rokok Besar se Indonesia di Kudus.
Kisah 2
Dikisahkan bahwa Sunan Kudus pernah memberi Bekal pada Ki Ageng Makukuhan berupa Bibit Tembakau, beliau berpesan pada Ki Ageng Makukuhan untuk Mengembangkan Tanaman Tersebut agar menjadi Tinggalan yg berguna bagi Anak-Cucu kelak, sebab kelak Akan Banyak Anak Cucu yg sukses dengan Tanaman tersebut. Maka dikemudian Hari sampai Saat ini Tembakau dari Kedu(Lereng Sumbinglah) yg paling tinggi Kadar Nikotinnya & menjadi Tembakau Terbaik di Dunia.
Kisah 3
Dikisahkan ketika Ki Ageng Makukuhan masuk Islam dan kemudian menjadi Pendakwah, maka beliau disuruh Berhenti dari Menyabung Ayam & Nyeret (menghisap Candu). Karena Keimanan & Kesungguhan beliau, maka beliau sanggup menjalankannya. Namun ketika Hal tersebut didakwahkan sebagai Larangan Agama, maka Hal tersebut menjadi Kendala yg sangat Berat. Karena memang Kebiasaan tersebut sudah sangat Erat & Mengakar Kuat diMasyarakat. Bahkan dari Kebiasaan tersebut akan menjadi Pembeda antara Kasta2/Tingkatan Kelas diMasyarakat.
-Bagi mereka yg Berkelas Bangsawan & Saudagar2 Kaya (Sisa2 keturunan dari Bangsawan2 Malowopati /Kerajaan2 daerah Temanggung yg telah Punah) Maka Pipa2 mereka terbuat dari Gading dengan Hiasan dari Emas.
-Untuk Kasta /kelas dibawahnya dihiasi dengan Perak.
-Untuk Kelas dibawahnya lagi dari Perunggu-Kayu- Besi dan seterusnya..
(Dulu zaman Kakek Buyut saya Ki Rekso Drono/Kyai Jogo Rekso yg menjadi Dukun Pengobatan masyhur, katanya kalau pas mengobati didaerah Temanggung Lereng Sumbing, masih menjumpai Keturunan Orang2 dgn Rambut2 digelung yg berkebiasaan Nyeret).
Nyeret yg dimaksud saat itu adalah Sebuah Pesta Menghisap Candu, Wanita & Minum ARAK(Namanya TUAK atau apa, yg dibuat dari Nira pohon Aren) karena memang Daerah tersebut sangat Subur untuk Pohon Aren & termasuk Penghasil Gula Aren. Jadi Tidak Aneh lagi kalau Minuman Keras menjadi kebiasaan didaerah tersebut.
Nah Pada saat itu, hal terberat yg menjadi Penghalang adalah Larangan untuk Hal tersebut. Dalam usaha memecahkan masalah ini, Konon Kanjeng Sunan KALIJOGO (tiba2 penulis menyebut Nama Beliau jadi Baper meneteskan Air mata, entahlah penulis tidak tahu apa artinya, Semoga Beliau Ridlo) turut Andil memberi Solusi.
"Saya Mohon Kang Mas Kanjeng Sunan Kudus Bersabar Sementara waktu untuk memecahkan masalah ini, menunggu saya akan Mengembara Kesana (Turba) untuk mengetahui Kondisi Masyarakat disana beserta mencari Jalan keluar untuk mengatasinya.."!
Dan memang Sunan Kalijogo salah satu Wali Dakwahnya Jajah Deso Milang Kori, Mengembara & Berdakwah dari Satu Tempat ke tempat yg lain untuk berinteraksi langsung dgn Masyarakat sehingga tahu apa Kendala masyarakat yg berbeda2.
Kemudian Mengembaralah Sunan Kalijogo kedaerah Lereng Sumbing dengan Rute sana-sini (tidak langsung menuju Tujuan) karena memang Tujuan Beliau juga berdakwah.
Dan tiap singgah disuatu Tempat, beliau berdakwah, ada yg sebentar & ada yg beberapa lama beliau Singgahi.
Konon dari Perjalanan Beliaulah sehingga Muncul MASJID2 BUATAN WALI dikawasan Magelang & Temanggung. Sebenarnya itu asalnya dari Tempat2 Persinggahan Kanjeng Sunan Kalijogo & Tempat2 beliau berdakwah & Bermunajat. Jika Dakwah diterima dengan Mudah, maka akan mengarahkan Penduduk untuk membuat Masjid (karena Beliau juga Arsitek Ulung pada Zamannya). Ada yg bisa segera diwujudkan, namun ada pula yg kemudian dijalankan oleh Murid, atau Anak Cucu didaerah tersebut. Dan kemudian lebih dikenal dgn "Masjid Buatan Wali" seperti:
-Trasan di Bandongan Magelang.
-Menggoro Tembarak Temanggung.
-Traju Kranggan Temanggung dsb..
Dan dari Perjalanan2 Dakwah Beliaulah juga maka beliau juga mendapatkan Seorang Murid Ki Cokro Joyo yg kemudian bergelar SUNAN GESENG yg dimakamkan di Tirto Grabak Magelang.
Singkat Cerita, setelah Beliau menyelesaikan Perjalanan Beliau, beliau sudah mempunyai Gambaran & Solusi, maka Beliau kemudian Menyampaikannya pada Sunan Kudus & Ki Ageng Makukuhan. Inti dari Solusi adalah kurang lebih:
"Bahwa untuk memerangi Kebiasaan2 Masyarakat tersebut, strategi yg dipakai adalah Strategi yg telah diterapkan Kanjeng Sunan Bonang dalam Memerangi MO LIMO. (Mo Limo Versi Sejarawan Agus Sunyoto adalah, Kumpul2, Makan Daging, Minum Arak, Sex kemudian Ritual) maka strategi yg diterapkam adalah Membudayakan Acara Tandingan yg lebih baik & Menjadi acara Dakwah."
-Untuk Mengganti Nyeret (menghisap Candu) yg Harganya Sangat Mahal & MEMABUKKAN, maka diganti Menghisap Tembakau (Udud) dengan Nglinting Dewe, sebagai Pembukus digunakan Kulit Klobot (Kulit Jagung Muda) yg otomatis Menghemat Dana.
-Sebagai Pengganti Arak, maka diganti dengan NGOPI. KOPI dark kata KHOUFI (Takut).
Untuk pelengkap kadang JADAH BAKAR (Dari kata MUJADAH/MUJAHADAH yang BAKAR yg bermakna Bersegaralah Untuk Mujahadah) dsb.. Jadi Maksudnya adalah Bersegeralah Mujahadah dengan Hati yg Takut.
-Dalam memerangi Pembakaran KEMENYAN untuk Ritual2 Gaib, maka Kemenyannya dirubah sedikit dengan Kemenyan Madu untuk Campuran Rokok /Udud.
-Untuk mengurangi Populasi Ayam Petarung, maka dibudayakan dalam setiap Acara2 Sedekah, Peringatan Maulid, Sadranan, Selikuran, Selamatan, Kenduri dsb.. Digunakan menu INGKUNG AYAM JAGO (Ayam Utuh yg dimasak) dari Jago yg berkwalitas baik, syukur2 warna Putih mulus.
-Untuk Sajen2 Ritual maka dimasukkan Doa & Pengertian bahwa Setelah Didoakan, Sajen tersebut sudah SAH dan Bahkan Sudah BAROKAH untuk Dimakan Manusia bahkan jangan disisakan (Kemudian Hari Makanan yg dibawa Pulang oleh Jamaah Kenduri dinamakan BERKAT dari Kata Barokat/Barokah).
Begitu dst..
Dengan begitu Dakwah Wali Songo (Ki Ageng Makukuhan) dsb.. Bisa berjalan Halus tanpa Harus berbenturan dgn Budaya yg ada Namun secara bertahap bisa Berhasil.
Kisah 4 (Penguat).
Salah seorang Waliyyulloh Magelang yg Mayhur Ahli Makrifat pernah mengatakan bahwa SUNAN GESENG itu kemana2 selalu membawa SLEPEN (Anyaman Mendong untuk wadah Tembakau & Racikan Rokok) Hal itu menjadi Penguat bahwa Tembakau saat itu sudah dikenal masyarakat karena Sunan Geseng sendiri adalah Murid Sunan Kalijaga.
Wallohu A'lam.
C. Misteri Wafatnya (Makam) Ki Ageng Makukuhan.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Wafatnya Ki Ageng Makukuhan pun juga menyisakan Misteri yang belum Terungkap. Hal itu disebabkan karena Makam Beliau yg ada dibeberapa Tempat, namun yg paling Masyhur adalah 2 Tempat (Puncak Sumbing & Kedu Temanggung).
Kedua Tempat tersebut tentunya juga masing2 mempunyai Faktor2 & Dasar2 yg sama2 Kuat bahwa ditempat2 tersebutlah Makam Ki Ageng Makukuhan.
A. Beberapa Dasar Penguat Makam Kedu:
-Karena Domisili Beliau memang di daerah Sana. Jadi tidak ribet masakah Pemakaman, sudah Pas kalau Makam Beliau juga disana.
-Kebiasaan orang2 Besar (Wong Agung) dimakamkan diatas Gunung/Bukit, juga sudah Pas karena Makam Kedu juga sudah ditempat tinggi.
-Mustahil Jaman dulu membawa Jasad manusia sampai ke Puncak Sumbing karena mengingat sarana & prasarana yg ada pada saat itu.
B. Beberapa Dasar Kuat Makam Puncak Sumbing:
-Tidak mungkin Versi/Kisah sebesar ini hanya Mitos/isapan jempol saja. Karena seantero Sumbing juga Yakin & Tahu bahwa Di Puncak ada Makam Beliau.
Kalau hanya Bohong tentunya juga tidak mungkin menyebar paling tidak pasti ada kisah Klarifikasinya.
-Tidak mungkin orang2 zaman dulu berani membuat2 Cerita yg tidak benar pada Wong Agung yg begitu berpengaruh saat itu.
-Digabungkan dengan beberapa kisah Tembakau, tentu akan sangat Pas.
-Kebiasaan penghormatan mengubur Wong Agung ditempat yg tinggi, apalagi setenar/sebesar beliau, jadi pasti akan dikubur ditempat yg lebih tinggi.
Berikut beberapa Versi yg beredar.
Versi Satu
Makam Ki Ageng Makukuhan yg Asli adalah di Kedu, untuk yg di Puncak Sumbing adalah Makam Syekh Makukuhan.
Versi Dua.
Makam Ki Ageng Makukuhan yg benar adalah di Puncak Sumbing. Kedu adalah sebatas Domisili /Kediaman Beliau saja, kemudian ketika Wafat dimakamkan di Puncak Sumbing. Adapun Makam Kedu adalah Tempat Petilasan/Tempat beliau Bemunajat. Kemudian diabadikan menjadi Makam.
Versi Tiga.
Ketika Wafat dimakamkan di Kedu, kemudian Jenazah dicuri Murid2 Beliau yg lain, dan dimakamkan di Gunung Srandil. Kemudian dicuri lagi dan dimakamkan di Puncak Sumbing biar Adil.
Versi Empat.
Ki Ageng Makukuhan Wafat, mereka bingung mau menguburkan dimana, Akhirnya masalah tersebut disowankan ke Kudus, lalu atas dawuh Sunan Kudus/Kalijogo dari Dawuh Sunan Bonang, Jasad tersebut dimakamkan dipuncak Sumbing. Adapun yg membawanya adalah Khodam yg berwujud Macan Putih.
Versi Lima.
Ketika Ki Ageng Makukuhan Wafat, maka kemudian Beliau dimakamkan di Kedu oleh warga & Murid2 lokal. Ketika sudah usai, terjadi masalah karena dari beberapa Murid2 Utama Beliau yg dilain daerah (memang ditugaskan/tinggalnya) konon sudah pernah di Washiyati kalau Beliau Wafat supaya mengubur Beliau di Puncak Sumbing. Ketika masalah tersebut diungkap, maka terjadi Pro & Kontra.
-Satu Fersi mengatakan, kemudian Murid2 beliau yg Pro, pada malam Hari dgn menggunakan Aji Sirep menidurkan Orang2 yg Kontra, lalu Malam itu juga Makam dibongkar dan dipindah ke Puncak Sumbing.
-Fersi lain mengatakan bahwa Masalah ini ditanyakan ke Kudus, akhirnya oleh para Wali diputuskan untuk dilaksanakan Washiyat tersebut.
Pertemuan Dua Fersi, adalah ketika Makam dibongkar & Jasad diambil pergi, ketika Bekas Makam mau ditutup oleh Warga/Atau Murid2 yg lain, Ternyata dalam Makam itu juga Masih ada Jasad Beliau.
Wallohu A'lam.
Perjalan sampai puncak Sumbing sudah pasti banyak menemui Susah Payah, namun konon perjalanan beliau dipandu oleh Khodam Harimau Putih yg menjadi Penunjuk Jalan.
Kisah Penguat Tambahan.
Begitu sampai disuatu tempat, Sempat Keranda Pengusung Jasad tersebut Rusak (Patah), maka kemudian Rombongan pun Panik, kemudian mereka ada yg turun meminta Bantuan Penduduk sekitar, ketika memperoleh Bantuan pikiran mereka jadi BANAR (PADANG/JERNIH) Maka daerah tersbut kemudian disebut BANARAN. Dan Tempat Berhentinya tersebut didanamakan NGULAMAK yg dikemudian hari diplencengkan menjadi NGULAMUK = NGLAMUK (Atau bisa jadi Ngulamak & Keanda yg Remuk. Kebiasaan daerah Sumbing suka memlencengkan Nama, Yamah jadi Yamuk,Tijah jadi Tijuk, Enak jadi Inuk dsb..).
Ada yg mengatakan penduduk membantunya dgn Peralatan seadanya yaitu dgn SOGOL(Pohon Tembakau) yg diikat2 supaya Kuat. Maka Konon dari Kejadian inilah maka Tembakau dari NGLAMUK & BANARAN Tetap menjadi Tembakau2 yg Terbaik.
Singkat Cerita Maka dimakamkanlah Kyai Ageng Makukuhan di Puncak Sumbing.
Potongan jawaban wawancara Imajiner seakan2 beliau berkata:
"Ngger, kamu tidak usah bertanya terhadap Sirrulloh, biarlah yg namanya Sirr atau Karomah Para Wali terjadi dan tidak usah susah2 memecahkannya, Disana (Sumbing) kalian juga menemuiku, disana (Kedu) juga kalian menemuiku. Bukankah kamu juga tahu para Kyai yg dalam satu waktu bisa Mengaji & menampakkan diri di beberapa tempat..??"
Tiba2 Terngiang2 ditelinga Bacaan potongan Ayat Surat Al Baqoroh Ayat 260
قال بلى ولكن ليطمئن قلبي قال فخذ اربعة من الطير فصرهن اليك ثم اجعل على كل جبل منهن جزأ ثم ادعهن يأتينك سعيا.. يأتينك سعيا.. يأتينك سعيا .. يأتينك سعيا...
Potongan diulang2...
Dia (Ibrohim) menjawab, "Aku pecaya tetapi Agar Hatiku Tenang (mantab)."
DIA (Alloh) berfirman, "Kalau begitu Ambillah 4 ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan diatas masing2 Gunung/Bukit Satu Bagian, kemudian Panggillah mereka, Niscaya mereka datang kepadamu dengan Segera.. Datang kepadamu dgn segera.. Datang kepadamu dengan segera.. DST..
Wallohu A'lam.
Windusari
Jum'at Kliwon
21 Desember 2018
13 Robiul Akhir 1440


Tidak ada komentar:
Posting Komentar