Kisah Ulama Nusantara.
MBAH SANUSI, SHOLAT & WAYANG.
============================
Oleh: EmEmEr
Sekelumit tentang kisah unik Mbah Sanusi (Abah) semasa hidup beliau.
Ada salah satu Wadzifah beliau yg kemungkinan dianggap agak Unik/Aneh bagi sebagian orang (termasuk saya waktu itu). Yaitu seringnya tiap malam selalu menyetel Radio yg memutar Wayang Kulit. Biasanya yg sering disetel adalah Wayang yg Dalangnya Hadi Sugito dari Jogja.
Kebiasaan seperti itu sejak kecil sudah saya (anak2) alami, jadi sudah bukan menjadi Hal yg Aneh lagi bagi kami. Hal itu berjalan bertahun2 sampai zaman Listrik, hingga menjelang Wayang sudah jarang diputar di Canel2 Gelombang Radio.
Dan hal itu kami (anak2)Ketahui "Jawaban/Rahasia" dibalik itu semua ketika kami sudah Dewasa & Abah menjelang Udzur sepuh.
Ternyata ada beberapa Rahasia dibalik Wadzifah Kebiasaan tersebut.
Diantaranya:
-Beliau memang gemar dgn Kisah2 Lakon Wayang.. Sehingga terkadang dalam memberikan Nasehat2nya entah dalam Pengajian apalagi Nasehat2 Individu, Beliau menyelipkan Tokoh Pewayangan sebagai Tamtsil & I'tibar Baik melalui Tokoh yang Baik maupun Tokoh yg Buruk. Dan ternyata dg Bahasa & Perumpamaan sederhana tersebut banyak sekali mengena hingga bisa mudah dipahami dan dicerna oleh para Pendengar.
-Kemudian, ternyata beliau juga mempunyai Wadzifah Riyadloh "MELEK" (berjaga), Tidak Tidur sebelum Larut malam atau sebelum menjalankan Wadzifah Rutinitas Malam (Mujahadah, Sholat Tasbih, Sholat Malam dsb..) kecuali dalam keadaan2 tertentu semisal sakit, ataupun bepergian dsb.. Maka Wayang tersebut menjadi Sahabat Setia untuk mencapai Waktu yg ditentukan.
-Yang selanjutnya mungkin inilah Hal yang SANGAT TIDAK TERDUGA & SANGAT SULIT Menurut saya.
Beliau pernah Ngendiko:
"Nyong kue nek pas Sholat bengi, sing nyetel Wayange pancen tak Suarane pancen tak Sero2'ake.. Mengko gawe niteni Sholate nyong wis dadi(khusyu') opo durung, Nek nyong ijeh krungu suworo wayang, berarti durung dadi, - Sanusi..ndene karo suworo Wayang wae ijeh krungu-, nek wis ra krungu opo2 berarti wis dadi".
Artinya: "Aku itu kalau pas Sholat Malam, memang sengaja aku setel Wayangnya itu keras2 (sekeras2nya), sebenarnya itu untuk Mengetahui/membedakan Sholatku ini sudah Jadi (khusyu') atau belum. Kalau aku masih mendengar/ terganggu suara Wayang(Radio), berarti Sholatku masih belum jadi (menasehati diri sendiri) -Sanusi.. Ternyata hanya suara Wayang saja masih mendengar(terganggu)-, kalau aku sudah tidak mendengar apa2, berarti wis dadi (Khusyu'). "
Untuk masalah Sholat, beliau sangat Terkesan & membekas sekali dengan Gemblengan/Gojlokan Keras dari Pendidikan Gurunya yaitu Waliyyulloh Mbah Kyai Amin Siroj Ngletoh Payaman, yang dikala sholat berjamaah dg Santri2, jika dalam pikiran/Hati santri terbersit /memikirkan sesuatu diluar Sholat (Tidak Khusyuk), maka selesai Sholat Santri tersebut akan disuruh mengulangi Sholatnya, bahkan jika yg berpikiran lebih buruk lagi bisa kena hajar Beliau.
Sampai Beliau pernah ngendiko (selepas Wafatnya Guru Beliau):
"Nek zaman saiki mberuh ijeh ono opo ora sing ngajari Sholat Lahir-Batin koyo Penjenengane"
Artinya:"Kalau Zaman sekarang entah masih ada atau tidak (seseorang) yg mengajari Sholat secara Dzohir & Batin seperti Beliau (mbah Amin) ".
Itulah sedikit Kisah Unik dari Mbah Sanusi yg berkenaan dengan Sholat Beliau.
Barangkali & Semoga kita bisa mengambil I'tibar & Manfaat dari kisah ini.
Amin.
رب فانفعنا ببركتهم - واهدنا الحسنى بحرمتهم
وامتنا في طريقتهم - ومعافة من الفتن.
امين يارب العالمين
